Selasa, 17 Maret 2009

PERCAKAPAN HUJAN

Pertengahan Maret 2009,

Aku tak pernah mampu menepikan mu dari hati, hujan gerimis sesekali menerpa wajahmu. Kau dan dia kemudian terperangkap sepi yang hanya mampu kalian pahmi sendiri. Aku hanya merasa nyaman dengan mu. Hanya itu, seharusnya aku sudah mengertidari awal, selama ini aku hanya menyimpan perasaan yang salah,. Tidak seharusnya aku mengharapmu lebih. Hujan menebal di lear jendela kecil ini, entah karena dingin yang menyelinap diam-diam.

Akir Maret 2009,,

Aku tak mampu memungkiri bahwa aku membutuhkannya.Merindukan sosoknya pada sunyi yang bisu.Aku mencintainya. Ada perasaan yang meluap menjadi rindu tak berkesudahan.Perasaan ini nyaman ketika dekat dengannya. Dia memang tak memiliki kemilau pesona layaknya (…), namun karena itu pula aku merasa berarti ketika bersamanya. Aku merasa dibutuhkan dan dia membuat ku merasa menjadi begitu berharga.Berbeda ketika dengan (..), kemilau (…) terlalu menyilaukan ku sehingga aku tak lebih hanya sebuah redup ketika bersamanya. Aku menjadi Bumi. Aku menerobos Riakannya yang luruh tak tertahankan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar